Lekatnya keris dalam budaya masyarakat tercermin pada beberapa kebudayaan yang berkembang di Indonesia seperti pada masyarakat etnis Jawa khususnya Yogyakarta, dimana posisi keris masih sering dikenakan dalam upacara-upacara atau ritual khusus. Keris sering dianggap sebagai pusaka dan lazim diturunkan dari generasi ke generasi. Secara prinsipil, keris memiliki lima fungsi dalam masyarakat Indonesia yaitu tradisi, fungsi sosial, seni, filosofi, dan mistis. Oleh karena itu wajib bagi kita untuk melestarikan warisan budaya keris, baik kandungan nilainya maupun keberagaman hasil karya keris.
SMK Diponegoro Depok turut serta dalam upaya pelestarian warisan keris dengan berpartisipasi dalam Jogja International Heritage Festival (JIHF) yang tahun ini mengambil tema “Keris Jogja dan Nusantara, Identitas Bangsa dalam Keberagaman”.
Dalam JIHF 2022, SMK Diponegoro Depok berpartisipasi dalam Travel Heritage Keris dengan sub tema Keris Nusantara: Kebhinekaan dalam bingkai persatuan yang dilaksanakan di Pendopo Gandring Banyusumurup Imogiri Bantul.
Siswa SMK Diponegoro Depok yang terdiri dari Anindita Ardiyanti (siswa kelas XI Tata Busana), Feptia Refa (siswa kelas XI Tata Busana), Robi Iqbal (siswa kelas X Desain Komunikasi Visual) dan didampingi guru bahasa Jawa Nur Hanifa, S.Pd berhasil mendapat juara ketiga dalam lomba Warangka Keris.
Semoga prestasi ini dapat mengispirasi bagi kita untuk turut serta dalam upaya pelestarian nilai budaya, sehingga mampu membangkitkan ingatan serta menumbuhkan kreativitas.